10 TAHUN JENAZAH TETAP UTUH
Setelah 10 tahun dimakamkan, jenazah anak yang sangat patuh dan taat kepada ayahnya itu masih utuh terbungkus kain kafan... Subhanallah. Dan kini keduanya, anak dan bapak yang selama hidupnya selalu bersama itu telah istirahat bersama, ditempat yang sama pula untuk selama-lamanya… akankah keduanya tetap utuh tak termakan bumi.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Sabtu itu aku berencana masuk kantor untuk mengikuti gladi resik dalam acara peresmian kantor baruku. Manusia boleh berencana, namun Allah swt jualah yang menentukan.
Pagi itu, aku baru saja kembali dari sholat subuh berjama’ah di mushola, tiba-tiba telpon rumahku berdering. Rupanya salah seorang adikku memberitahukan bahwa anak adik sepupuku yang baru berumur 2 tahun dalam keadaan koma di rumah sakit.
Akupun segera pergi kerumahnya, untuk melihat anaknya yang berumur 5 tahun. Ternyata kakaknyapun menangis kejang-kejang, pamanku bilang ada yang mengganggu. Sementara waktu aku percaya, karena saat memasuki rumah itu tubuhku juga terasa merinding.
Namun ketika ia menangis sambil berteriak sakit, langsung kupegang kakinya, ternyata keras karena kejang. Aku yakin ini bukanlah karena gangguan mahluk halus, dari cirri-cirinya ini adalah penyakit Demam Berdarah.
Tanpa membuang waktu aku telpon adikku untuk minta ijin membawa anaknya yang satu kerumah sakit yang sama. Namun sayang ruang ICU telah penuh.
Setelah menelpon beberapa rumah sakit, akhirnya keduanya dibawa ke rumah sakit lain.
Sesampainya di rumah sakit yang baru, dokter menyatakan bahwa dia sudah meninggal dan menyarankan agar alat bantu pernapasannya dicabut. Namun aku menolak, bukan tanpa alasan aku menolaknya, kulihat masih ada detak jantungnya. Sang dokter mengatakan bahwa itu hanya karena adanya bantuan pernapasan, Namun aku tetap menolak dan memasang kembali alat bantu pernapasannya. Aku berharap Allah masih memberikan kesempatan pada ponakanku yang lucu menghirup udara segar.
Sambil memeluk aku terus berdoa, namun 5 menit kemudian Malaikat Jibrilpun melaksanakan tugasnya.
Dan Inalillahi wa ina ilaihi roji’un…akupun pasrah…alat Bantu pernapasanpun segera dilepaskan.
Sabtu siang itu juga jenazah dimakamkan disisi bibikku tercinta. Disebuah lubang makam yang sempit itu aku harus menidurkan keponakan yang setiap minggu pagi kutimang-timang, untuk selama-lamanya.
Hari berikutnya, minggu, aku menerima berita bahwa teman pengajianku, yang seorang mantan pegawai bank indonesia meninggal dunia karena jantung. Seorang yang begitu saleh dan selalu hadir di mesjid awal waktu, mengumandangkan adzan dan membacakan berbagai pengumuman bila ada kegiatan di mesjid.
Kepulangannya kerahmatullah sudah bisa diperkirakan, karena beberapa hari sebelumnya beliau telah menyerahkan kepengurusan mushola kepada ketua. Saat menyerahkan berkas beliau berkata ; saya serahkan semua berkas administrasi yang menjadi tugas saya secara lengkap, saya minta maaf atas semua kesalahan selama menjadi pengurus, barangkali nanti ada apa apa dengan saya.
Sebagai saudara sesama muslim, sebagai tetangga dan sahabat. Aku berusaha untuk memenuhi hak-haknya (sebagai tetangga), sekaligus memenuhi kewajibanku (sebagai seorang muslim), membantu memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkannya.
Seperti hari kemarin, akupun turun ke liang kubur di pemakaman yang sama, untuk mengistirahatkan salah satu sahabat yang kukagumi.
Sesaat sebelum dimasukkan jenazah terlebih dahulu aku turun ke dalam kubur, ada keanehan yang kurasakan. Kuperhatikan dengan seksama, ternyata…. Subhanallah dibawahnya ada jenazah yang masih utuh terbungkus kain kafan. Setelah kututupi dan kuratakan dengan tanah. Almarhum kuletakan tepat di atas jenazah anaknya yang masih utuh.
Setelah makam ditimbun kuperhatikan nama dan tanggal dimakamkannya jenazah. Ternyata jenazah itu sudah berumur 10 tahun lebih.
Rasa penasaran membuatku ingin tahu mengapa jenazah almarhum tidak membusuk. Ternyata setiap hari almarhum selalu membaca Al qur’an dan mengikuti majelis taklim yang di adakan di mesjid2 bersama orang tuanya. Walaupun sudah berkeluarga, mempunyai seorang istri dan seorang anak, Sang anak selalu mengantar kemanapun ayahnya pergi.
Bahkan almarhum meninggal karena kecelakaan saat mengantarkan ayahnya menghadiri majelis taklim. Anak yang shaleh dan begitu berbakti kepada orang tuanya. Bahkan seumur hidupnya sang anak tidak pernah menolak apa yang diminta dan diperintahkan kedua orang tuanya. Kapanpun dan kemanapun sang ayah memerlukannya dia selalu siap menghantarnya…Subhanallah.
Ternyata dijaman seperti ini masih ada seorang anak yang begitu patuh dan taat kepada kedua orang tua secara penuh.
Mungkin karena itulah mengapa tubuhnya tidak termakan oleh bumi.
Kini sepasang anak dan orang tua yang selalu jalan bersama di jalan Allah swt itu telah beristirahat bersama untuk selama-lamanya. Akankah kedua jenazah itu tetap utuh tidak termakan bumi ? Wallahu a’lam.
Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosanya dan menjadikan kuburnya sebagai taman taman sorgaNYA, amin.
Sebuah fakta yang menggugah kita, hal yang sebenarnya begitu mudah dilakukan, namun begitu berat kita melaksanakannya.
Akankah kita mampu menjadikan ayah sepertinya ? dan menjadi anak-anak kita sepertinya pula ?
Ya Allah jadikanlah kami dan seluruh keturunan kami, keturunan kedua orang tua kami, anak anak yang shaleh, anak anak yang patuh dan taat kepada kedua orang tua, bangsa dan negara terutama bagi AgamaMU, amin.
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
(Adz Dzaariyaat QS.51;55)
Wallahu a'lam bish shawwab, selamat bertugas, semoga bermanfaat mohon maaf apabila tidak berkenan. Tulisan ini tidak bermaksud menggurui, namun sekedar mengingatkan dan berbagi informasi, Insyaallah kebaikan yang kita tanam akan menjadi ladang amal yang akan diikuti oleh saudara kita yang lain, amin.
0 komentar: